Photo From Kompas.com
Venezuela sebagai negara aktif OPEC atau organisasi
Negara Penghasil Minyak Tumbang. Krisis Ekonomi yang dialami negara ini
diakibatkan salah satunya oleh harga minyak mentah dunia yang turun. Selain itu
penyebab krisis ekonomi ini dikutip dari Laman Website Republika.com ada lima
hal yang menyebabkan Venezuela jatuh dalam kekacauan ekonomi:
1. Jatuhnya Harga Minyak
Selama ini perekonomian Venezuela bergantung pada minyak. Mereka pernah berjaya kala harga minyak per barel mencapai 100 dolar Amerika Serikat pada 2013 dan 2014. Sekarang harga minyak jatuh ke level terendah selama 12 tahun, di angka 28,36 dolar per barel.
2. Nilai Mata Uang Berkurang
Mata uang Venezuela, bolivar, anjlok pada kesepakatan "menakjubkan". Tahun lalu satu dolar AS senilai dengan 175 bolivar. Satu dolar AS bernilai 865 bolivar. Artinya, nilai bolivar hanya 0,0011 dolar AS, bahkan tak mencapai satu sen.
3. Ketidakstabilan Politik
Pada Januari lalu, partai oposisi Democratic Unity berhasil merebut 109 kursi di kongres, jauh dari yang didapat partai Maduro yang hanya 55 kursi. Dengan itu, oposisi berhasil menguasai 65 persen kongres yang berarti dapat memecat kabinet Maduro dan meloloskan reformasi yang tak bisa dibatalkan Maduro. Dalam kasus apa pun, ketidakstabilan politik tak pernah baik untuk ekonomi dan hal itu meningkat tahun ini di Venezuela.
4. Kebangkrutan yang tak Terelakkan
Venezuela telah tertatih-tatih di ambang kebangkrutan dalam dua bulan terakhir. Negara ini hampir tak menghasilkan cukup uang dari ekspor minyak untuk membayar utang.
Tahun ini, Venezuela berutang lebih dari 10 miliar dolar AS. Hampir setengahnya jatuh tempo pada Oktober dan November.
Satu-satunya hal yang dapat mencegah kebangkrutan Venezuela adalah jika harga minyak segera naik atau salah satu sekutu pemerintah memberikan bantuan bail out pemerintah.
5. Krisis Makanan
Venezuela menanggung beban dari masalah perekonomian mereka. Pemerintah tak lagi dapat membayar untuk mengimpor bahan kebutuhan dasar, seperti susu, telur, dan tepung. Ini membuat banyak rak di supermarket kosong. Kekurangan makanan menjadi sumber utama kerusuhan sosial di negara ini. Oleh Gita Amanda ed: Yeyen Rostiyani
1. Jatuhnya Harga Minyak
Selama ini perekonomian Venezuela bergantung pada minyak. Mereka pernah berjaya kala harga minyak per barel mencapai 100 dolar Amerika Serikat pada 2013 dan 2014. Sekarang harga minyak jatuh ke level terendah selama 12 tahun, di angka 28,36 dolar per barel.
2. Nilai Mata Uang Berkurang
Mata uang Venezuela, bolivar, anjlok pada kesepakatan "menakjubkan". Tahun lalu satu dolar AS senilai dengan 175 bolivar. Satu dolar AS bernilai 865 bolivar. Artinya, nilai bolivar hanya 0,0011 dolar AS, bahkan tak mencapai satu sen.
3. Ketidakstabilan Politik
Pada Januari lalu, partai oposisi Democratic Unity berhasil merebut 109 kursi di kongres, jauh dari yang didapat partai Maduro yang hanya 55 kursi. Dengan itu, oposisi berhasil menguasai 65 persen kongres yang berarti dapat memecat kabinet Maduro dan meloloskan reformasi yang tak bisa dibatalkan Maduro. Dalam kasus apa pun, ketidakstabilan politik tak pernah baik untuk ekonomi dan hal itu meningkat tahun ini di Venezuela.
4. Kebangkrutan yang tak Terelakkan
Venezuela telah tertatih-tatih di ambang kebangkrutan dalam dua bulan terakhir. Negara ini hampir tak menghasilkan cukup uang dari ekspor minyak untuk membayar utang.
Tahun ini, Venezuela berutang lebih dari 10 miliar dolar AS. Hampir setengahnya jatuh tempo pada Oktober dan November.
Satu-satunya hal yang dapat mencegah kebangkrutan Venezuela adalah jika harga minyak segera naik atau salah satu sekutu pemerintah memberikan bantuan bail out pemerintah.
5. Krisis Makanan
Venezuela menanggung beban dari masalah perekonomian mereka. Pemerintah tak lagi dapat membayar untuk mengimpor bahan kebutuhan dasar, seperti susu, telur, dan tepung. Ini membuat banyak rak di supermarket kosong. Kekurangan makanan menjadi sumber utama kerusuhan sosial di negara ini. Oleh Gita Amanda ed: Yeyen Rostiyani
Dampak
Krisis ini jelas berdampak banyak bagi Venezuela
, Masyarakatlah yang jelas menjadi korban apalagi masyarakat yang berekonomi
rendah. Hampir 90 persen, yakni 87
persen warga Venezuela, menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai uang untuk
membeli makanan yang layak. Persentase tersebut didasarkan pada penghitungan
standar hidup layak yang dibuat oleh Simon Bolivar University.
Dilaporkan pula oleh Center for Documentation and
Social Analysis bahwa 72 persen penghasilan bulanan dialokasikan hanya untuk
membeli bahan pangan. Segala kesulitan terkait pangan pun menimbulkan gejolak
di masyarakat.
Dalam waktu dua minggu, ada sekitar 50 kerusuhan
dan unjuk rasa terkait pangan. Krisis yang terjadi di Venezuela akibat
kesalahan pengelolaan ekonomi dan harga minyak dunia yang jatuh.
Venezuela, anggota OPEC dan pemilik cadangan
minyak terbesar dunia, amat mengandalkan ekonominya pada pendapatan ekspor
minyak. Namun, Venzuela terpukul harga minyak yang jatuh drastis sejak tahun
2014.
Cara
Mengatasi Krisis
Venezuela Sebagai negara penghasil minyak terbesar
menganggap ini merupakan ladang pemasukan yang sangat besar dan selama ini
hanya bergantung dengan harapan besar pada sektor minyak. Sehingga tidak mampu
untuk bertahan saat harga minyak anjlok. Beralih dari sektor minyak menjadi
salah satu cara dalam mengatasi Krisis ekonomi ini. Sehingga venezuela masih
memiliki cadangan pendapatan jika harga minyak anjlok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar